Oleh
: Citra Pangestuti Lestari (Analis Kebijakan Direktorat Jenderal Industri Agro)
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya buah nanas (Ananas comosus) yang banyak tersebar di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 Indonesia memproduksi 3,2 juta ton nanas, meningkat sekitar 10,99% dari tahun 2021 yang mencapai 2,8 juta ton nanas. Tidak hanya itu, pada tahun 2019 Indonesia menduduki posisi ke-4 produsen nanas terbesar dunia setelah negara Costa Rica, Filipina, dan Brazil. Bahkan pada tahun 2021, Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-2 produsen nanas terbesar dunia setelah negara Costa Rica.
Gambar 1. Sepuluh Produsen Nanas Terbesar Dunia Tahun 2019, 2020, 2021. (Sumber: FAOSTAT, 2022 dalam scienceagri.com)
Total luas lahan yang digunakan untuk budidaya nanas di Indonesia mencapai lebih dari 15 ribu hektare yang tersebar di berbagai Provinsi, terutama di wilayah Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Sumatera Utara dan Jawa Barat.
Mengenal Enzim Bromelin
Buah
nanas (Ananas comosus) mengandung kalium, sulfur, vitamin (A, B12,
C dan E), biotin, iodium, sulfur, fosfor, magnesium, besi, khlor, natrium,
dekstrosa, sukrosa, saponin, flavonoid, polifenol, serta enzim bromelin (protease).
Enzim Bromelin merupakan enzim proteolitik dan termasuk dalam kelompok enzim
protease sulfihidril yang mampu menguraikan struktur molekul protein menjadi
asam-asam amino.
Bromelin
berbentuk amorf dan berwarna putih kekuningan, memiliki kelarutan yang tinggi
dalam air, membentuk koloid dalam aseton, alkohol, kloroform dan eter. Bromelin
memiliki berat molekul 33 yang stabil pada suhu 40oC – 60oC
dengan suhu optimum 55oC dan stabil pada pH 4,0 – 8,0 dengan pH
optimum 7,0.
Bromelin
dapat diperoleh dari tanaman nanas baik dari tangkai, kulit, daun, buah maupun
batang dalam jumlah yang berbeda. Kandungan bromelin pada bagian-bagian tanaman
nanas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Kandungan
Bromelin Pada Bagian Tanaman Nanas (%)
Bagian Buah |
Prosentase |
Buah utuh mentah |
0,04 – 0,06 |
Tangkai |
0,040 – 0,060 |
Kulit buah |
0,050 – 0,075 |
Buah utuh masak |
0,06 – 0,08 |
Daging buah masak |
0,0080 – 0,125 |
Bonggol |
0,100 – 0,600 |
Sumber:
Ferdiansyah (2005), Apriliana (2022)
Bagian
tanaman nanas yang memiliki kandungan bromelin tinggi yaitu pada bonggol/batang
nanas. Distribusi bromelin pada batang nanas tidak merata dan tergantung pada
umur tanaman. Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama
yang bergetah sangat sedikit, sedangkan bagian tengah batang nanas mengandung
bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya.
Proses
Pemurnian Enzim Bromelin
Proses
ekstraksi dan pemurnian enzim bromelin dimulai dari tahapan awal, yaitu
pembersihan (cleansing), pengupasan (peeling) dan pemotongan atau
reduksi ukuran bagian tanaman nanas (size modification). Enzim bromelin
kemudian dapat diisolasi dengan cara memisahkan sel secara sentrifugasi dan
selanjutnya pemurnian dilakukan dengan cara pengendapan, gel filtrasi, dan
kromatografi penukar ion.
Proses
ekstraksi dan purifikasi enzim bromelin dapat dilakukan dengan beberapa metode,
yaitu:
·
Aqueous Two-Phase System (ATPS)
ATPS terdiri dari dua polimer berbeda, yaitu polietilen
glikol (PEG) dan dekstran, atau satu polimer dan satu garam, PEG dan garam
fosfat. Kedua polimer terpisah menjadi beberapa fase ketika zat pembentuk fase
mengalami pelarutan dalam media berair pada konsentrasi kritis. Produk
sampingan yang tidak diinginkan (protein, pigmen, dan polisakarida yang dapat
mengurangi kerja enzimatik) dapat dihilangkan melalui metode ini. Komponen
bromelin dipartisi dalam fase PEG dan polifenol oksidase dalam fase kalium
fosfat.
·
Reverse Micellar System
Reverse Micellar System (RME)
merupakan ekstraksi cairan yang efektif dengan pendekatan yang aman secara
termodinamika untuk pemrosesan hilir biomolekul. Reverse Micelles adalah
tetesan air yang distabilkan oleh surfaktan yang menyebar dalam pelarut
organik. Surfaktan, yang biasa disebut amfifil, umumnya merupakan senyawa
organik yang mengandung daerah hidrofilik dan lipofilik. Pada metode ini,
bromelin yang dimurnikan terkandung dalam misel, dan pengotor tetap berada di
lapisan air organik.
·
Chromatography Technique
Metode kromatografi umumnya digunakan untuk memurnikan
bromelin dan menjaga struktur protein. Banyak metode konvensional yang
digunakan dalam pemurnian bromelin, antara lain kromatografi filtrasi gel,
kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas, dan kromatografi arus
berlawanan kecepatan tinggi (HSCC). Isolasi
dan pemurnian protein dalam larutan (fase gerak) dilakukan pada kontak fase
diam.
Gambar 2. Ekstraksi dan
Pemurnian Bromelin. (Sumber: Chakraborty et al., 2021)
Manfaat
Bromelin Sebagai Senyawa Bioaktif Potensial
Gambar 3. Gambaran umum
tentang efek terapeutik signifikan dari bromelin (Sumber: Chakraborty et.al.,
2021)
Enzim Bromelin merupakan
senyawa bioaktif potensial dengan banyak sifat farmakologis. Beberapa aktivitas
bioaktif bromelin antara lain:
Gambar 4. Ilustrasi
Mekanisme Antikanker Bromelin (Sumber: Pezzani et al, 2023)
- Aktivitas
anti kanker
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa bromelin
memiliki efek antikanker. Bromelin mampu menghambat pertumbuhan kultur sel
kanker kolon dan tumor pada hewan model zebrafish dan tikus. Bromelin
menginduksi produksi reaktif oksigen spesies (ROS), superoksida, pembentukan
autofagosom dan lisosom dan menginduksi apotosis. Pada kultur sel kanker
lambung, perlakuan bromelin menghambat proliferasi. Bromelin juga mempengaruhi
ekspresi protein apoptosis dan antiapoptosis, seperti protein pada sistem
caspase, PARP, p53, sitokrom C, Bcl2 dan MUCI (Amini et al., 2013 dalam Pezzani
et al., 2023).
Salah
satu sifat penting bromelin adalah efek anti inflamasinya. Bromelin telah
banyak digunakan untuk melawan gangguan peradangan. Bromelin dapat mengurangi
edema dan peradangan akibat histamin, formalin, dekstran, karagenan, dan
albumin telur. Pada tingkat jaringan inflamasi, bromelin mengurangi
vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas kapiler, migrasi leukosit dan nyeri
lokal dengan menghambat pembentukan bradikinin dan serotonin.
-
Anti mikroba
Bromelin
dapat bertindak sebagai agen antibakteri dengan menghambat pertumbuhan bakteri
usus, seperti Vibrio kolera dan Escherichia coli (E. coli).
Bromelin menghentikan produksi enterotoksi bakteri dan mencegah diare yang
disebabkan oleh E. coli. Bromelin
juga dapat mengobati infeksi jamur.
-
Antibiotik
Bromelin dapat meningkatkan permeabilitas
jaringan dan penyerapan antibiotik setelah diberikan secara oral, subkutan atau
intramuskular. Pada manusia, bromelin meningkatkan kadar antibiotik dalam urin
dan darah. Penyakit seperti pielonefritis, infeksi Staphylococcus, abses
rektal, sinusitis, selulitis, bronkitis, preumonia, dan tromboflebitis dapat
lebih cepat diobati dengan menggunakan terapi bromelin dan antibiotik secara
bersamaan.
-
Potensi Anthelmintik
Helminthiasis merupakan infeksi cacing
parasit yang terbukti semakin resisten terhadap obat anthelmintik. Para
peneliti sedang melakukan penelitian in vivo untuk mengembangkan
strategi alternatif untuk melindungi hewan dan manusia dari infeksi, termasuk
mengevaluasi potensi bromelin sebagai agen anthelmintik.
-
Imunomodulator
Bromelin telah dikenal karena efek
imunomodulatornya dalam berbagai penelitian epidemiologi karena dapat
mengaktifkan dan menekan sistem kekebalan.
-
Anti oksidan
Bromelin adalah antioksidan yang
merangsang sekresi enzim antioksidan katalase, superoksida dismutase, dan
reduksi glutathione.
-
Efek pada Koagulasi Darah dan Fibrinolisis
Bromelin secara efektif melakukan
fibrinolisis dan membatasi pembekuan darah.
-
Anti sinusitis
Bromelin dapat menjadi agen mukolitik
yang penting untuk rinitis alergi, rinosinusitis, dan rinosinusitis berat
dengan menurunkan produksi prostaglandin proinflamasi dan mengurangi
pembengkakan pada saluran hidung. Bromelin juga mengurangi produksi lendir dan
meningkatkan drainase dari sinus secara signifikan.
-
Efek Antinosiseptif
Bukti klinis dan eksperimental
menunjukkan bahwa bromelin memiliki sifat analgesik, sehingga telah banyak
digunakan untuk mengobati nyeri otot dan perineum, serta nyeri akibat artritis
dan episiotomi.
-
Pengobatan Osteoartritis
Efek analgesik Bromelin diyakini dapat
menjadi solusi efektif penyakit osteoartritis. Bromelin dapat bertindak sebagai
agen pengganti yang cara kerjanya mirip dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
-
Pengobatan Pasca Operasi
Uji
klinis menunjukkan bahwa pemberian bromelin menghasilkan pengurangan memar,
nyeri, dan bengkak pada waktu pemulihan setelah episiotomi. Cedera olahraga dan
peradangan akut juga dapat berhasil diobati dengan terapi bromelin.
Aplikasi
Enzim Bromelin Pada Industri
Enzim
bromelin telah diaplikasikan pada berbagai bidang industri, antara lain:
- Industri
Makanan dan Minuman
Enzim bromelin dimanfaatkan pada industri makanan dan
minuman sebagai pelunak daging, pengembang pada roti dan biskuit, hidrolisat
protein. Bromelin merupakan enzim pendegradasi protein (proteinase) yang dapat
mempercepat reaksi hidrolisis dari protein sehingga dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan keempukan daging. Penggunaan
enzim yang ditambahkan dari luar (exogenous enzyme) untuk proses
pengempukan daging sudah lama dilakukan dan sudah diteliti beberapa enzim yang
bersumber dari tanaman, bakteri dan jamur. Enzim bromelin merupakan salah satu
enzim diklasifikasikan oleh US FDA sebagai GRAS (Generally Recognized As
Safe) dan diperbolehkan digunakan untuk daging.
Sebagai pengembang pada roti, biskuit, kreker
(crackers) dan produk bakeri lainnya yang mengandung gluten, bromelin dapat
menurunkan gluten dan membuat adonan lebih mudah diproses. Selain itu, enzim
bromelin juga dapat digunakan dalam proses ekstraksi minyak kelapa, koagulasi
kasein pada keju, meningkatkan nilai PDI (Protein Dispersibility Index) dan NSI (Nitrogen
Solubility Index) pada
bungkil kedelai dan tepung, serta digunakan pada proses chill proofing bir.
- Industri
Farmasi dan Kesehatan
Sifat-sifat farmakologis yang dimiliki enzim bromelin
membuatnya banyak dimanfaatkan pada bidang kesehatan dan farmasi, seperti
suplemen kesehatan, enzim pencernaan, dan obat-obatan. Bromelin
dapat menginhibisi agregasi platelet, meningkatkan penyembuhan luka, meningkatkan
sirkulasi kardiovaskular, mengurangi peradangan, mengobati gangguan saluran
cerna, mengganggu pertumbuhan sel kanker, mengobati sinusitis, trauma pasca
operasi, thrombophlebitis, pyelonefritis, angina pectoris, bronkhitis, peningkat
absorpsi obat, dan berbagai manfaat lainnya.
- Industri
Kosmetik
Bromelin memiliki efek baik untuk
peremajaan kulit, menghilangkan noda, meningkatkan degradasi, dekomposisi dan
pembuangan, serta meningkatkan metabolisme kulit.
- Peternakan
dan Perikanan
Enzim Bromelin juga diaplikasikan sebagai feed
additive pada pakan ternak, seperti sapi, kambing, ayam, itik dan udang.
Dengan
berbagai manfaat netraceutical yang dimiliki, enzim bromelin sangat
potensial untuk dikembangkan. Terlebih, bromelin memiliki nilai ekonomi yang
tinggi. Dilansir dari Grand View Research (grandviewresearch.com),
pangsa pasar bromelin global diperkirakan mencapai
USD 24,24 juta pada tahun 2021 dan diperkirakan akan berkembang pada tingkat
pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 7,1% dari tahun 2022 hingga 2030.
Berkembangnya industri pengolahan nanas dalam negeri seperti
pengolahan nanas dalam kaleng, puree
dan konsentrat nanas, sari buah nanas, selai, manisan, sirup, keripik (chips)
dan lain sebagainya, diharapkan dapat membuka peluang pengolahan enzim
bromelin. Industri pengolahan nanas sering menggunakan bagian daging buah
sebagai bahan baku produk utama. Sedangkan bonggol nanas jarang dimanfaatkan sehingga
menjadi limbah industri. Padahal, bonggol nanas memiliki kandungan enzim
bromelin yang tinggi. Selain itu, upaya
mengolah bonggol nanas menjadi enzim bromelin juga berdampak mengurangi jumlah limbah
industri dan meningkatkan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan. Sehingga pada akhirnya pembangunan industri dapat selaras dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberikan manfaat lebih besar kepada
masyarakat.
Referensi
Apriliana,
E. (2022). Pengaruh Penggunaan Limbah Pembuatan Enzim Bromelin Sebagai Feed
Additive Pada Ransum Terhadap Performans Ayam Joper Fase Grower. Skripsi.
Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Arka
Jyoti Chakraborty, S. M. (2021). Bromelain a Potential Bioactive Compound:
A Comprehensive Overview from a Pharmacological Perspective. Life 2021,
Vol. 11, 317.
Destyalitha
Sethya Nathania, M. A. (2018). Review: Isolasi dan Uji Stabilitas Enzim
Bromelin dari Nanas (Ananas comosus L.). Farmaka, Vol. 16 Nomor 1.
Ferdiansyah,
V. (2005). Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Matriks Penyangga
Pada Imobilisasi Enzim Protease. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Herdyastuti,
N. (2006). Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Enzim Bromelin dari Batang
Nanas (Ananas comusus L.merr). Berk. Penel. Hayati, 12 (75-77).
Maryam,
S. (2009). Ekstrak Enzim Bromelin Dari Buah Nanas (Ananas sativus Schult.)
dan Pemanfaatannya Pada Isolasi DNA. Skripsi. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Mustari,
A. Z. (2022). Optimasi Konsentrasi Bromelin, Suhu, dan Waktu Tunggu Adonan
Pada Pembuatan Cemilan Kreker. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Raffaele
Pezzani, M. J.-G. (2023). Anticancer properties of bromelain:
State-of-the-art and recent trends. Frontiers in Oncology.
Tung-Cheng
Chang, P.-L. W.-Y.-J. (2019). Bromelain inhibits the ability of colorectal
cancer cells to proliferate via activation of ROS production and autophagy.
PLos ONE Vol. 14 (1).
Grand View Research. Bromelain Market
Size, Share & Trends Analysis Report By Application (Healthcare, Meat
& Seafood, Dietary Supplements), By Region, And Segment Forecasts,
2022 – 2030. https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/bromelain-market.