Oleh :
Arief Aditriandi M (Pembina Industri Kemenperin)
Ditjen
Industri agro akan berpatisipasi dalam Pameran Hannover Messe (HM) 2023 yang
akan diselenggarakan di kota Hannover, Jerman pada tanggal 17-21 April 2023.
Hannover Messe, pameran industri besar kelas dunia yang diselenggarakan sejak
1947 dan diadakan setiap musim semi di Hannover Messe di Hannover, Lower
Saxony, Jerman. Pada tahun ini Indonesia berkesempatan menjadi official
partner country Hannover Messe. Partisipasi Indonesia sebagai official partner
country sejalan dengan inisiatif strategis “making Indonesia 4.0’dalam rangka
menjawab tantangan revolusi industri ke-4.
Tidak
hanya Indonesia sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi official partner country, tetapi juga mendukung upaya national branding atas
posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain
manufaktur global. Tujuan Indonesia menjadi partner country antara
lain adalah mempresentasikan making Indonesia 4.0, mempromosikan kerja sama
industri, mempromosikan investasi luar negeri, dan menjaga hubungan bilateral
antara Indonesia dan Jerman.
Ditjen
Industri Agro memiliki total 35 booth dalam pameran kali ini. 8 booth diisi
oleh GAPMMI. Booth ini akan menceritakan storyline penerapan industry 4.0 di
sektor industri makanan dan minuman dari sisi hulu (inbound material), production, warehouse/outbond
logistic, distribution/services, hingga research &
development. Booth kolaborasi akan menggabungkan 8 booth co-exhibitor
menjadi satu kesatuan yang akan mengakomodir total 31 perusahaan di bawah
GAPMMI dan PT. Inovasi Solusi Transportasi Indonesia (FROGS INDONESIA) yang
menampilkan konten video, display interaktif (IR/AR) dan drone.
Gambar 1
: storyline making Indonesia 4.0 (GAPMMI)
Booth
selanjutnya adalah booth tematik kolaboratif industri susu (AIPS) making
Indonesia 4.0. Booth ini menampilkan penerapan industry 4.0 di industri
pengolahan susu. Digitalisasi dilakukan sejak di peternakan, tempat pengumpulan
susu, hingga di industri pengolahan susu. Booth kolaborasi susu akan
menggabungkan 2 booth co-exhibitor yang akan mengakomodir total 6 perusahaan
industri pengolahan susu. 2 perusahaan/asosiasi yang mewakili booth ini adalah
Frisian Flag Indonesia dan Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS).
Booth
berikutnya adalah booth tematik kolaboratif sustainability kopi & kakao.
Booth ini akan menampilkan teknologi yang diterapkan di industri pengolahan
kopi dan kakao dalam perannya mendukung aspek sustainability. Booth kolaborasi
ini akan menggabungkan 2 booth co-exhibitor yang akan mengakomodir total 13
perusahaan dan pusat penelitian kopi dan kakao. Booth yang berukuran 3 x 6
meter ini adalah gabungan 2 booth co-exhibitor Gadjah Mada Cocoa
Teaching and Learning Industry (UGM CTLI) dan PT Nestra Kottama Indonesia.
Untuk booth tematik kolaboratif inovasi alga, kelor dan tepung, Ditjen Industri Agro memiliki gabungan 3 booth untuk
alga, gabungan 2 booth untuk kelor, dan gabungan 2 booth untuk tepung. Untuk
alga, booth ini akan menampilkan teknologi pengolahan alga menjadi pangan
produk turunan bernilai tambah tinggi seperti suplemen pangan, kosmetik, pakan,
dan pupuk. Terdapat 3 layar LED yang berfungsi menampilkan video dan konten
interaktif. Layar pertama menampilkan raw material, sustainability dan
product scalability; social & economy values; dan waste handling dalam
pengembangan industri makroalga. Pada layar kedua menampilkan konten terkait
inovasi, produksi, sosial ekonomi dan lingkungan dari pengembangan mikroalga
(spirulina). Tiga perusahaan yang mewakili adalah Alga Bioteknologi Indonesia,
Algaepark Indonesia Mandiri, dan Evogaia Karya Indonesia (Evo & Co).
Gambar
2: storyline booth kolaboratif alga layer pertama
Untuk
gabungan 2 booth kelor, booth ini akan menampilkan teknologi pengolahan daun kelor
(moringa) menjadi pangan fungsional (superfood). Terdapat 2 layar LED yang
berfungsi menampilkan video dan konten interaktif yang mencakup profil, program
digitalisasi dan inovasi pengembangan kelor sebagai produk multiguna dan
multinasional yang juga berdampak secara sosial ekonomi. 2 perusahaan yang
mewakili adalah Asosiasi Beyond Moringa dan Bali Agro Investama.
Untuk
booth kolaboratif tepung akan menampilkan inovasi self support energy, close
loop clean water access dan dampak sosial ekonomi industri tepung-tepungan
berbasis bahan baku lokal. 2 perusahaan yang akan hadir adalah Bangka Asindo
Agri dan Rumah Mocaf Indonesia. Terdapat 2 layar LED yang berfungsi menampilkan
video dan konten interaktif terkait inovasi, produksi, dan aspek sosial ekonomi
dan lingkungan dari industri tepung sagu. Selain itu terdapat media interaktif
dengan menyediakan QR Code yang dapat di-scan oleh pengunjung.
Booth
kolaborasi pulp dan kertas akan menampilkan penerapan industry 4.0 pada
industri pulp dan kertas yang mendukung sustainability dan circular economy.
Booth berukuran 6 x 6 meter ini adalah gabungan 4 booth co-exhibitor yaitu APP Sinar
Mas, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Bukti Muria Jaya (BMJ), RAPP.
Terdapat 4 layar LED yang berfungsi menampilkan video dan konten yang mencakup
profil, program digitalisasi dan pengembangan teknologi di bidang industri
kertas.
Gambar
3: storyline booth kolaboratif pulp dan kertas
Booth
tematik inovasi porang akan diwakili oleh Balai Besar Standardisasi dan
Pelayanan Jasa Industri Selulosa selaku co-exhibitor Hannover Messe 2023.
Terdapat layar LED yang berfungsi menampilkan video dan konten interaktif
terkait traceability bahan baku, teknologi proses produksi pengolahan porang,
teknologi proses premiks tepung porang, dan teknologi pemanfaatan sebagai
produk food dan non-food. Membutuhkan 4 standing sign frame untuk
menempatkan tablet dan gambar icon produk sebagai media interaktif penyampaian
gambar AR (Augmented Reality) yang berisi informasi lebih lanjut terkait produk
porang. Membutuhkan lemari display untuk menempatkan sampel produk hasil
Inovasi Selain itu terdapat media interaktif scan gambar untuk menampilkan AR
yang berisi informasi lebih lanjut terkait porang.
Untuk booth perkelapasawitan, 6 booth perkelepasawitan diwakili oleh Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN), Dewan Minyak Sawit Indonesia, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Untuk peserta mandiri, 7 booth industri agro diisi oleh Lautan Natural Krimerindo, Ganesha Abaditama, Urchindize Indonesia, Domas Agrointi Prima, Aromatik Teknologi Indonesia, Kooka Burra Indonesia, dan WSW Grup Indonesia. Selama pameran HM 23, perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan calon mitra bisnis di Jerman dan Eropa terutama untuk produk kopi, rempah, bioplastik, spirulina dan tepung sagu dengan potensi nilai bisnis sebesar Rp400 miliar. Selain itu, salah satu industri cangkang sawit Indonesia yakni PT. Polindo Bio Energi Pratama juga melakukan kesepakatan bisnis dengan mitra dari Polandia dengan nilai kesepakatan bisnis mencapai Rp2,21 triliun.